
patut pula kita syukuri karena dengan telah disusunnya kurikulum muatan lokal berbasis religius setidak-tidaknya memberikan kejelasan maksud, arah, serta tujuan yang ingin di capai oleh para guru yang mengajarkan mata pelajaran muatan lokal disaat berlangsungnya Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas. Sebab yang terjadi selama ini, mata pelajaran muatan lokal tidak memiliki referensi yang jelas, standarisasi kompetensi menjadi bias. Akibatnya mata pelajaran mulok seolah-olah merupakan beban tambahan saja bagi murid dan dianggap nyaris tidak mempunyai nilai tambah. Sehingga termasuk kategori mata pelajaran yang dianggap tidak esensial selama ini.
Oleh karenanya, penerapan kurikulum produk lokal yang disusun dan dirancang oleh pihak dinas bekerja sama dengan beberapa kepala sekolah dan sejumlah guru, mengandung maksud dan tujuan yang strategis. Di mana kurikulum mulok yang telah di lounching, substansinya di arahkan untuk meningkatkan kemampuan anak didik kita dalam membaca dan menulis Al-Qur'an.
Cukup sederhana memang kesannya, namun memiliki makna yang dalam. Karena apabila ditinjau dari kacamata agama, penerapan kurikulum ini mengandung tugas yang sangat mulia. Terlebih apabila didasari spirit keagamaan yang tulus, tentu membawa dampak positif dalam upaya meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan anak didik kita. Mereka para siswa, kita harapkan menjadi insan-insan yang selalu gemar membaca Al-Qur'an, mencintai Al-Qur'an, dapat berperilaku qur'ani di tengah-tengah kehidupan yang semakin maju dan modern.
Dengan demikian, maka diharapkan nilai tambah dan esensi kurikulum muatan lokal berbasis religius Kab. Barito Kuala tidak kalah penting dibandingkan dengan mata pelajaran yang di-UNAS-kan atau mata pelajaran iptek lainnya.
Mata pelajaran muatan lokal berbasis religius yang stressingnya atau penekanannya adalah pada "Seni Baca Tulis Al-Qur'an" diharapkan muncul sebagai penyeimbang pendidikan duniawi dan ukhrawi bersama-sama mata pelajaran agama.
Apalagi kalau dikaitkan dengan konteks lingkungan masyarakat Batola yang nuansa keagamaannya masih tinggi serta masih memegang kuat dogma-dogma agama, maka eksistensi kurikulum muatan lokal berbasis religius sangatlah sesuai. Untuk itulah maka ke depannya nanti Disdik Batola menghendaki tiap jenjang pendidikan umum, para siswa lulusannya harus sudah bisa membaca Al-Qur'an. Inilah yang kita maknai bersama di dalam penerapannya di sekolah-sekolah umum lingkungan binaan Disdik Batola.
Untuk itu, kepada para guru muatan lokal, ajarkanlah seni baca tulis Al-Qur'an kepada siswa kita dengan sabar, bijaksana serta disertai ketulusan supaya apa yang dilakukan tercatat sebagai amal kebajikan.