Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Bidang Sekolah Menengah Disdik Barito Kuala -- Kalsel --

BIDANG SEKOLAH MENENGAH DISDIK BARITO KUALA

MIMBAR KABID SEKMEN
Petuah Awal Tahun
As.Wr.Wb
Mengawali tahun 2009 melalui Mimbar Kabidsekmen tentunya semua kita berharap agar di dalam hari-hari menapakinya, segalanya kian bertambah baik dibanding tahun-tahun kemarin.
Kami segenap punggawa dan para abdi dalem yang menggawangi tupoksi di Bidang Sekolah Menengah Dinas Pendidikan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Barito Kuala berharap pula kepada segenap kawan-kawan pengabdi ---pekerja--- pendidikan di setiap jenjang satuan pendidikan, mari kita bersama-sama untuk terus berupaya memajukan pendidikan di tempat kita tercinta ini semaksimal kemampuan yang ada pada kita dan dijiwai dengan semangat nurani yang tulus dan ikhlas sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan kita selaku khalifah fiil ardh.
Sudah saatnya kita tinggalkan dan tanggalkan segala macam bentuk ketidakbagusan laku perbuatan kita di tahun-tahun terdahulu. Kita sonsong tahun 2009 dengan semangat yang tinggi disertai tindakan nyata, sembari mengharap ridha Allah SWT, sang khaliq yang maha kasih dan sayang dengan hambanya.
Mari kita berbuat dan bekerja dengan 'nawaitu lillahi ta'ala' semata, agar berkesesuaian dengan maksud firmannya, "Wama khalaqtul jinna wal insa illaa liya'buduun". Tidak kuciptakan jin dan manusia, kecuali semata-mata untuk beribadah kepada-Ku.
Artinya adalah bahwa segenap aktivitas keseharian kita pada hakekatnya hanya melaksanakan ibadah kepada Allah. Ibadah jangan hanya dipandang dari sudut "Ibadah Sadar" yang tertentu waktunya dan hitungannya sebagimana shalat, puasa, zakat, haji, qurban, tetapi juga kita bangkitkan energi "Ibadah Bawah Sadar" kita semisal membuang duri di jalan dapat saja ibadah apalagi mengajar dan belajar, asalkan diniatkan karena Allah maka jadilah perbuatan kita itu dinamai ibadah.
Perbaharui tekad dan niat hati kita, lurus dan tulus karena Allah, agar apa saja yang kita lakukan dapat bernilai ibadah dihadapan Allah, dan disenangi para penduduk langit.
Wassalam.

Sabtu, 07 Maret 2009

ORANG TUA BOLEH MISKIN DAN TIDAK BERPENDIDIKAN, NAMUN SI ANAK TIDAK BOLEH MISKIN DAN HARUS BERPENDIDIKAN

Ada sebuah slogan, pemeo, atau boleh pula dinamai semacam 'tekad' masyarakat di negara-negara yang sudah maju pendidikannya, yakni 'Orang Tua Boleh Miskin dan Tidak Berpendidikan, Namun Si Anak Tidak Boleh Miskin dan Harus Berpendidikan'.

Bagus sekali falsafah tersebut sekiranya dapat kita 'bumikan' di tengah-tengah masyarakat kita. Dan alangkah lebih bagus lagi seandainya 'tekad seperti itu' tumbuh dan berkembang murni dari bawah "buttom up" sehingga antara gaung bahana dan kenyataannya menjadi lebih sama nyaringnya, lebih cepat terlihat hasilnya. Karena apabila sesuatu pure dari bawah maka pemerintah dan penyelenggara pendidikan tinggal memainkan peran sebagai direjen saja lagi tidak perlu mengambil peran sebagai penyanyi dan sekaligus merangkap sebagai pemain orkestra. Repot jadinya.

Sebagai contoh, program tuntas wajar sembilan tahun, karena itu tidak lahir sebagai tekad warga bangsa maka beban pemerintah guna mengejar ketuntasan tersebut lebih berat.

Yang mengharapkan supaya seluruh anak bangsa berpendidikan minimal jenjang menengah pertama atau madrasah tsanawiyah, kesan yang muncul hanya di sisi pemerintah saja sementara di masyarakat terlihat adem. Padahal seharusnya masyarakat yang sangat berkepentingan untuk menyekolahkan anaknya. Inilah typikal masyarakat kita yang harus kita ubah cara berpikirnya. Dan perubahan karakter serta budaya yang mohon maaf terkesan 'pasif' ini tentu tidak mudah dan tidak mungkin hanya dilakukan oleh pemerintah semata. Haruslah pula dibutuhkan keterlibatan setiap elemen anak bangsa di dalam mendorong, menggerakkan, memotivasi, mamacu semangat ingin maju tiap individu masyarakat kita.

Kita kubur kebiasaan yang selalu menunggu komando dari atas membuktikan kita ini manusia yang punya hasrat, punya tekad, punya prinsif, punya falsafah, punya motivasi, punya kemauan, punya nalar, karena kita bukan robot, dan memang sekali lagi bukan robot.

Andaikan 80% saja dari total masyarakat kita memiliki tekad yang sungguh-sungguh sebagaimana pemeo atau slogan, atau jargon, atau falsafah seperti di atas yang tertanam kuat di hati, tentu akan turut pula mengubah wajah pendidikan kita.


Click Here ~

BETAPA PERLUNYA KITA PERDALAM KAJIAN AGAMA

Tidak salah kiranya kalau blog yang didominasi materi pendidikan sekali-sekali memuat juga masalah-masalah keagamaan sebagai pencerahan bagi kita semua, agar dengan semakin banyak kita perdalam kajian agama maka diharapkan semakin mewarnai perilaku kehidupan kita sehari-hari di saat melakukan aktifitas pokok kita.

Apalagi disaat-saat sekarang ini, dimana yang namanya makhluk 'dunia' semakin menampakkan keglamorannya dengan mempercantik tampilannya sehingga mampu menggoda dan menghipnotis siapapun, kapanpun, dan dimanapun, terhadap mereka yang tidak menyadari bahwa sesungguhnya dunia ini adalah 'fana', tidak kekal abadi dan penuh tipu muslihat.

Oleh sebab itu, sandaran dan benteng yang mampu menolak semua godaannya kecuali dengan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran agama secara lurus dan benar.

Maka dari itu, tidak salah kiranya kalau kami mengajak juga kepada pembaca blog ini untuk berkenan melongok 'Link RELIGI' pada pojok kanan atas dan sekaligus juga menambah apapun pendapat dan pengetahuan serta pandangan agama dari si pembaca untuk di tambahkan pada kolom komentar biar semua kita bisa sharing dan saling mengingatkan bagi kebaikan sesama, fastabiqul khairat.




Click Here ~

TULISAN INI BUKANLAH SEBUAH PEMBELAAN HANYA SEBUAH REALITA

Harap dimengerti bahwa tulisan ini bukanlah sebuah pembelaan, hanya mencoba sedikit mengemukakan realita dan fakta yang harus kita sadari bersama agar setiap kita dapat memahami fungsi masing-masing dan mempunyai tanggungjawab secara kolektif pula terhadap pendidikan kita.

Undang-undang sudah jelas menyatakan bahwa tanggung jawab pendidikan ada pada tiga komponen, yakni: pemerintah, masyarakat, dan orang tua.

Kalau ketiga unsur tersebut tidak berjalan beriringan dan hanya mengandalkan salah satu saja jelas berat bagi bangsa ini untuk bisa mensejajarkan mutu pendidikan dengan negara yang sudah maju.

Sekarang kita coba bahas sekilas apa saja yang telah diupayakan ketiga komponen tersebut dengan memaparkan contoh sederhana, tidak yang kompleks:

1. Pemerintah; Jujur saja bahwa sesungguhnya sudah banyak hal yang dilakukan pemerintah guna memajukan pendidikan negeri ini. Membangun gedung-gedung sekolah baru, menambah ruang kelas baru utk perluasan daya tampung, merehabilitasi sekolah, memberikan beasiswa, meningkatkan kualifikasi tenaga pendidik, meningkatkan kesejahteraan guru, membiayai operasional sekolah, menyediakan buku-buku sekolah, memformulasikan kurikulum sesuai dengan dinamisasi global, menambah anggaran pendidikan dan lain sebagainya.

Masih kurang? ya jelas kalau kita mencari kekurangannya, jelas kurang karena tidak ada rumusnya sesuatu itu cukup apabila dipandang dari sudut 'syahwat' kemanusiaan kita. Dan itu disadari sembari terus melakukan upaya-upaya perbaikan disetiap tatanan program dan kebijakan.

2. Masyarakat; banyak juga yang sudah dilakukan masyarakat kita, namun agak sulit mencari contoh konkritnya, karena sumbangsih yang dilakukan masyarakat kita memang diakui selama ini yang terbanyak dalam bentuk 'oral critic' bukan material support dan 'real eksyen'. Hanya sedikit sekali yang berkiprah disertai tindakan nyata. Yang terbanyak adalah masa bodoh, cuek, dan tidak pedulian.

Contoh sederhana saja manakala pelajar tawuran di luar jam sekolah dijalanan, di lingkungan masyarakat berpopulasi, ternyata masyarakat kita cuman menonton dan tak berbuat. Padahal jelas di antara yang tawuran mungkin saja ada kerabatnya, anak kerabatnya, familynya, anak familynya dan seterusnya. Namun hal itu diasumsikan semuanya adalah menjadi urusan aparat dan instansi terkait. Demikian pula halnya jikalau mereka melihat pelajar berseragam keluyuran di pasar, di mall, di jalanan sembari berpacaran, merokok, tak ada yang peduli. Karena semua itu dikatakan tanggung jawab sekolah bukan masyarakat.

Lalu, mungkinkah setiap tenaga pendidik di sekolah yang jumlahnya tidak banyak itu selain mengajar di kelas juga harus meronda pasar, jalanan, mall, dan tempat lainnya untuk mengawasi murid yang memang sudah dari rumah bolos? tanpa sepengetahuan orang tuanya? Jujur saja, tak banyak yang dilakukan masyarakat kita dalam membantu pendidikan kecuali apa yang sudah di sebutkan di atas.

3. Orang Tua Murid; Di negeri kita, perhatian orang tua murid terhadap pendidikan anaknya sangat kurang. Setiap terjadi berbagai bentuk kenakalan siswa yang disalahkan lagi-lagi sekolah. Si anak bolos sekolah juga sekolah. Si anak kecanduan narkoba juga sekolah, si anak pacaran juga sekolah yang disalahkan.
Coba bayangkan, 1 orang guru apakah dapat dituntut tanggung jawabnya terhadap 35 - 40 siswanya perkelas binaannya? Sementara orang tua yang hanya mengurus paling banter 4 orang anaknya saja kedodoran?!

Padahal kalau kita mau jujur, orang tua atau keluarga jauh memiliki jumlah waktu yang banyak untuk mendidik sang anak dibanding dengan sekolah yang hanya 6 jam sehari, dan orangtua atau kelurga memiliki waktu 18 jam. Dan ternyata selama waktu 18 jam tersebut yang diperoleh si anak di lingkungan keluarganya bukannya didikan yang baik. Contoh konkrit bahwa si anak bisa merokok pastilah berasal dari ligkungan rumah tangga, keluarga, dan di lingkungan masyarakat dan tidak jarang kelakuan itu terbawa-bawa ke sekolah. Si anak tidak belajar di rumah dan tidak mengerjakan PR hanya nonton sinetron saja orang tua tidak dapat mendidik anaknya. Lantas apakah semuanya hanya dibebankan kepada sekolah dan para guru? Lalu peran orang tua mana? Wibawa orang tua mana? Kepedulian orang tua mana?

Oleh karena itu maka, dari sedikit contoh di atas yang dikemukakan ( walau sesungguhnya banyak sekali contoh lainnya sekiranya mau kita kemukakan) seandainya kita semua berlaku jujur dan sedikit gentle mengakui kesalahan kolektif ini tentu semua kita harus berbuat, dan melakukan tindakan nyata sesuai dengan porsi tanggung jawab kita semua dengan tidak melulu mempersalahkan satu komponen pilar saja. Insya Allah akan mempercepat kemajuan dunia pendidikan kita. Karena kita semua berbagi tugas, peran, dan tanggung jawab sehingga segala sesuatunya menjadi ringan. Tidak seberat apabila ditanggung sendiri.

Click Here ~

Jumat, 06 Maret 2009

APAKAH SEMUA ITU SUDAH CUKUP ???

Semua teknik mengajar, metode mengajar, pendekatan materi, perangkat pembelajaran, saya rasa semua guru sudah mafhum adanya. Semuanya sudah 'hafal-hafil' paling tidak secara teoritis. Betulkan?

Hanya saja, apakah semua itu sudah cukup? Jawabnya akan kita coba bahas sedikit diblog ini...

Memang faktanya banyak juga guru pintar atau guru cerdas, tapi belum tentu guru cerdas atau guru pintar tersebut mampu menularkan kecerdasannya kepada muridnya. Sebab kian cerdasnya si guru terkadang malah tak tertelan ujaran-ujarannya oleh si murid yang berbeda-beda tingkat inteligensinya. Sehingga yang tambah cerdas cuman si guru itu sendiri. Si murid tak mampu menggapai pola pikir si guru. Hasil akhirnya adalah hanya 10% dari isi materi yang termakan si murid.

Artinya adalah bahwa guru yang cerdas saja belum tentu menjadi sebuah jaminan si muridnyanya ikut-ikutan cerdas. Oleh karena itu, si guru haruslah pula menguasai teknik berkomunikasi. Siapa, apa, dan bagaimana, tingkat audiens yang dihadapinya. Karena penalaran si guru berbeda jauh dengan tingkat penalaran anak didiknya.

Maka dari itu, untuk mengukur daya serap diperlukan sebuah umpan balik. Namun yang umum dilakukan utk cek umpan balik tersebut hanyalah dalam bentuk penugasan-penugasan dan soal-soal latihan atau ulangan yang diberikan oleh guru.

Lantas cukupkah itu? Jawabnya belum sepenuhnya terukur. Karena yang diukur dan yang digali hanya daya serap si murid saja. Sementara si guru selama ini belum pernah mendapat penilaian jujur dan terbuka dari si murid. Karena setiap guru pastilah memiliki kelemahan dan kekurangan pula yang tentunya berdampak kepada si murid.

Untuk itulah perlu keberanian dan kebesaran hati bagi si guru untuk menjaring tanggapan, opini, penilaian, dan kritik konstruktif para siswa terhadap gaya mengajar, teknik mengajar, metode mengajar si guru dalam sudut pandang anak didiknya. Dan ini sesungguhnya penting dibudayakan agar guru mengenali dan menyadari titik kekurangan dan kelemahannya untuk kemudian melakukan perbaikan.

Bentuknya dapat saja berupa angket yang memuat item-item pertanyaan yang sifatnya menggali tanggapan anak didik secara jujur, objektif, dan apa adanya. Awalnya memang terasa menyesakkan bagi si guru. Tapi lama-kelamaan pasti akan terbiasa. Dan hasilnya akan sungguh luar biasa.
Mari, cobalah membangun keberanian dan kebesaran jiwa dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat raport mengajar kita. Jangan hanya murid yang diberikan raport penilaian. Take and give, oke???


Click Here ~

SALUT SMPN 1 TAMBAN !!!

Salut untuk SMP Negeri 1 Tamban. Dan ini sebuah reward bagi Kepala Sekolah dan juga dewan guru serta komite sekolah di sana dari kami, khususnya Bidang Sekolah Menengah Disdik Barito Kuala.

Apa gerangan yang menggelitik dan menggugah kami sehingga pantas untuk menyatakan rasa salut dan bangga secara terbuka seperti ini?

Ini tiada lain karena SMPN 1 Tamban di bawah kepemimpinan kepala sekolah yang baru telah perlahan namun pasti membawa SMPN 1 Tamban menuju realisasi sebuah sekolah yang akan benar-benar menerapkan konsep MBS.

Ini terbukti dengan beberapa terobosan yang telah dilakukan. Antara lain, sekolah dengan dukungan penuh komite baik tenaga, materiil, telah melakukan pembenahan dan pemasiran halaman sekolah yang tidak sepeserpun membebani anggaran daerah dan anggaran sekolah. Juga atas inisiatif kepala sekolah yang telah menghimpun alumnus SMPN 1 Tamban, berhasil memprogramkan pembangunan mushalla sekolah melalui sokongan dana dari para alumnus yang telah sukses di segala bidang.
Di sana juga telah ada mesin uang sekolah yang dapat diandalkan untuk menambah kocek sekolah berupa mesin photocopy. Dan di sana juga menyediakan /menyewakan, aula untuk acara hajatan perkawinan.

Artinya di sana ada kemandirian sekolah dalam hal mencari sumber-sumber dana secara sukarela dan bukan pungutan, melainkan kegotongroyongan atau gawi sabumi dari hasil musyawarah ala warung kopi dan bukan di sekolah. Di sana ada kekompakan antara kepala sekolah dgn dewan guru dan dengan komite serta orang tua murid. Di sana ada banyak gagasan dan kreatifitas plus inisiatif dari seorang kepala sekolah yang energik yang benar-benar berniat ingin memajukan sekolah. Kemudian di sana pun yang namanya transparansi telah pula mulai diterapkan, saling mempercayai antara pihak sekolah dengan komite sekolah dan orang tua murid.

Kiatnya adalah bahwa seorang leader seperti kepsek memang harus benar-benar membaur, bergaul, menyatu dengan masyarakat sekitar. Kalau sudah demikian, biasanya, apa pun yang ingin digagas oleh kepsek pastilah mendapat support penuh dari komite dan ortu murid sebagaimana yang dipraktekkan oleh kepala SMPN 1 Tamban.

Dan memamng intinya, MBS kalau mau jalan di sebuah sekolah, rumusnya tiada lain adalah pendekatan, pembauran, bersosialisasi dengan warga di lingkungan sekolah.

Semoga apa yang berlangsung di SMPN 1 Tamban cepat menular dan mewabah ke sekolah-sekolah lainnya.

Click Here ~

MENUNTUT ILMU ITU WAJIB ???

Thalabul 'ilmi faridhatun ala kulli muslimin. Nah..., menuntut ilmu itu menurut nabi kita Muhammad SAW wajib bagi orang muslim, baik itu muslim laki-laki maupun muslim perempuan.
Lantas ilmu apa yang wajib kita tuntut? Sekali lagi nah..., di sini kita akui memang banyak yang berbeda persepsi. Tapi tidak mengapa karena perbedaan itu sendiri ternyata  'rahmatan lil'aalamiin'.
Sebagian dari kita menganggap yg wajib itu hanyalah ilmu agama, benar, tidah salah juga. Sementara yang lain mengatakan ilmu umum itu sunat saja, bahkan ada yang mengklasifikan sebagai kategori 'boleh' saja, juga benar. Karena pemilik kebenaran sejati hanyalah Allah Ajza Wajalla.

Dan pendapat yang keberikut, yang saya sendiri ikut di dalamnya mengatakan bahwa menuntut ilmu itu wajib berlaku untuk semua ilmu. Mengapa demikian, karena yang namanya ilmu itu tidak  berdiri sendiri tetapi dia saling bersinergi. Buktinya, seseorang yang mempelajari ilmu agama, kebetulan topiknya tentang shalat saja tentu dia harus tahu arah kiblat. Nah, konteks secara langsungkan tentu berkaitan dengan ilmu bumi, geografi, ilmu hitung, guna mengetahui posisi dan derajat kiblat dari arah mata angin (timur, barat, utara, selatan). 

Konteks secara tidak langsung contohnya orang luar Arab Saudi kalau mau ibadah haji tentu butuh sarana transportasi, Infra struktur jalan, Bis, Pesawat, Kapal Layar atau Kapal laut, yang kesemuanya itu dibuat dengan kajian ilmu sains dan teknologi (ilmu umum) bukan?. 

Oleh karena itu maka nabi pernah mengatakan " Uthlubul "ilmi Walaubissini" Tuntutlah ilmu sekalipun kenegri china.

Pertanyaan kita, apakah china sebagai sumber ilmu-ilmu agama? tidak. Tapi cina adalah sumbernya ilmu-ilmu budaya dan seni karena china adalah termasuk daratan yang memiliki budaya yang tua juga di permukaan bumi.

Kiranya sudah cukup segitu dulu contoh untuk mewakili bahwa kenapa saya ikut pendapat yang ketiga. Sementara masih banyak contoh-contoh lain yang memperkuat bahwa ilmu yang beragam itu saling bersinergi dan berinteraksi satu sama lain. Dan pasti ada koneksitasnya, yang kesemuanya itu bermuara kepada pengenalan akan ZAT yang maha agung sesungguhnya, sebagaimana penemuan akan pesawat antariksa yg ke bulan justru membenarkan kejadian peristiwa Isra Mi'raj nabi, yang pada masa lampau, tentu agak sulit masuk akal bagi kaum yang tidak beriman kepada Nabiullah Muhammad SAW. Namun sekarang, hanya dengal ilmu manusia yang cuman sedikit sekali ternyata membuktikan akan kebenaran kejadian itu. Apalagi dengan Ilmunya Allah. 

mohon maaf sekiranya ada kesalahan dan kekurangan, karena itu adalah cerminan dari kekurangan dan kelemahan yg ada pada diri saya. Sebaliknya, sekiranya ulasan di atas bermanfaat, tentu itu datangnya dari Allah semata).

Click Here ~

UNTUK BAHAN RENUNGAN BUAT PELAJAR KITA

Pernahkah kamu merenungkan atau memikirkan betapa ayahmu, ibumu, bersusah payah megupayakan biaya untuk sekolah kamu. Apakah itu untuk keperluan buku-buku pelajaran buat kamu, beli pakaian seragam sekolah buat kamu, bekerja banting tulang buat kasih uang jajan ke kamu, dan banyak lagi untuk kamu yang lainnya. Jadi ...............................

Segala macam yang diupayakan orang tuamu itu tentu dengan niat dan harapan agar kamu dikemudian hari bisa bermanfaat dan berguna bagi keluargamu, masyarakatmu, agamamu, dan negaramu.

Tidak pernah ada orang tua yang bersusah payah banting tulang guna biaya untuk membesarkan kamu, menyekolahkan kamu dengan niat supaya kamu kelak jadi jambret misalnya, jadi gelandangan misalnya, jadi pengangguran misalnya, jadi preman misalnya, jadi pecandu narkoba misalnya, dan banyak lagi jadi-jadian yang lainnya. Jelas tidak pernah ada orang tua yang berniat seperti itu di muka bumi.

Dan sekiranya dikemudian hari terbukti memang benar kamu seperti itu, alangkah kecewanya ibu dan bapakmu. Menangis hati kecil mereka. Pengorbanan mereka membesarkan kamu, menyekolahkan kamu, menyayangi kamu menjadi sia-sia.

Jerih payah mereka berkebun, berladang, bertani, di bawah terik panas matahari, dan kadang di bawah guyuran hujan lebat di sawah demi anak kesayangan mereka ternyata gagal membuahkan hasil sebagaimana yang mereka harapkan dari kamu. Betapa sesungguhnya perasaan pedih, pilu, nestapa, hati kedua orang tuamu melihat kamu tidak sebagaimana yang mereka idam-idamkan.

Mari pelajar semua, renungkan, pikirkan, dan selami perasaan dan harapan orang tuamu ke kamu. Wujudkan mimpi mereka, bahagiakan hati mereka dengan giat belajar, rajin bersekolah, berbakti kepada mereka mumpung mereka masih dipanjangkan umur untuk menyaksikan kesuksesan kamu yang dikasihi dan disayangi mereka. Jangan lukai hati dan perasaan mereka. Amiiiiiin.

Click Here ~

Minggu, 01 Maret 2009

PENTINGNYA KURIKULUM MUATAN LOKAL KAB BARITO KUALA YANG BERBASIS RELIGIUS

Kurikulum muatan lokal berbasis religius yang merupakan hasil kerja tim perancang dan pengembang kurikulum Kabupaten Barito Kuala ---terlepas dari kekurangan dan kelemahannya---
patut pula kita syukuri karena dengan telah disusunnya kurikulum muatan lokal berbasis religius setidak-tidaknya memberikan kejelasan maksud, arah, serta tujuan yang ingin di capai oleh para guru yang mengajarkan mata pelajaran muatan lokal disaat berlangsungnya Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas. Sebab yang terjadi selama ini, mata pelajaran muatan lokal tidak memiliki referensi yang jelas, standarisasi kompetensi menjadi bias. Akibatnya mata pelajaran mulok seolah-olah merupakan beban tambahan saja bagi murid dan dianggap nyaris tidak mempunyai nilai tambah. Sehingga termasuk kategori mata pelajaran yang dianggap tidak esensial selama ini.

Oleh karenanya, penerapan kurikulum produk lokal yang disusun dan dirancang oleh pihak dinas bekerja sama dengan beberapa kepala sekolah dan sejumlah guru, mengandung maksud dan tujuan yang strategis. Di mana kurikulum mulok yang telah di lounching, substansinya di arahkan untuk meningkatkan kemampuan anak didik kita dalam membaca dan menulis Al-Qur'an.

Cukup sederhana memang kesannya, namun memiliki makna yang dalam. Karena apabila ditinjau dari kacamata agama, penerapan kurikulum ini mengandung tugas yang sangat mulia. Terlebih apabila didasari spirit keagamaan yang tulus, tentu membawa dampak positif dalam upaya meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan anak didik kita. Mereka para siswa, kita harapkan menjadi insan-insan yang selalu gemar membaca Al-Qur'an, mencintai Al-Qur'an, dapat berperilaku qur'ani di tengah-tengah kehidupan yang semakin maju dan modern.

Dengan demikian, maka diharapkan nilai tambah dan esensi kurikulum muatan lokal berbasis religius Kab. Barito Kuala tidak kalah penting dibandingkan dengan mata pelajaran yang di-UNAS-kan atau mata pelajaran iptek lainnya.

Mata pelajaran muatan lokal berbasis religius yang stressingnya atau penekanannya adalah pada "Seni Baca Tulis Al-Qur'an" diharapkan muncul sebagai penyeimbang pendidikan duniawi dan ukhrawi bersama-sama mata pelajaran agama.

Apalagi kalau dikaitkan dengan konteks lingkungan masyarakat Batola yang nuansa keagamaannya masih tinggi serta masih memegang kuat dogma-dogma agama, maka eksistensi kurikulum muatan lokal berbasis religius sangatlah sesuai. Untuk itulah maka ke depannya nanti Disdik Batola menghendaki tiap jenjang pendidikan umum, para siswa lulusannya harus sudah bisa membaca Al-Qur'an. Inilah yang kita maknai bersama di dalam penerapannya di sekolah-sekolah umum lingkungan binaan Disdik Batola.

Untuk itu, kepada para guru muatan lokal, ajarkanlah seni baca tulis Al-Qur'an kepada siswa kita dengan sabar, bijaksana serta disertai ketulusan supaya apa yang dilakukan tercatat sebagai amal kebajikan.



Click Here ~

GURU DITUNTUT MAMPU MENGEMBANGKAN 4 MACAM KECERDASAN

Tujuan dan sasaran pendidikan kita seharusnya tidak melulu hanya di arahkan pada upaya pembentukan kecakapan atau kecerdasan intelektual semata, tetapi juga sudah seharusnya bersamaan dengan upaya pembentukan dan penampaan kecerdasan lainnya yang tidak kalah urgennya, yakni kecakapan spiritual, kecakapan emosional, dan kecakapan kinestesi.Oleh karenanya, kepada para pendidik diharapkan agar keempat jenis kecakapan atau kecerdasan yang hendak dicapai tersebut hendaknya setara diajarkan berimbang di sekolah oleh setiap guru. Karena apapun ragam dan macam mata pelajaran yang diajarkan di sekolah sebagaimana yang dikehendaki dan diamanatkan undang-undang pendidikan kita, pada dasarnya tidaklah berdiri sendiri. Setiap mata pelajaran saling kait-mengkait satu dengan yang lainnya.

Dengan begitu maka sudah tidak relevan lagi jikalau masih ada anggapan di antara para pendidik ---dalam hal ini guru--- yang menganggap bahwa pembentukan kecakapan atau kecerdasan spiritual dan emosional anak didik hanyalah tugas dan tanggung jawab para guru-guru agama dan pendidikan kewarganegaraan saja. Dan untuk pembentukan kecakapan kinestesi semata-mata menjadi tugas dan tanggung jawab para guru olahraga dan keterampilan, sedangkan penempaan dan pembentukan kecakapan intelektual adalah tugas guru-guru pengetahuan umum dan eksakta.
Sekarang tidak lagi, semua pendidik (guru) dituntut harus mampu mengarahkan dan mengajarkan anak didiknya untuk memiliki keempat aspek kecakapan atau kecerdasan dimaksud supaya kita tidak hanya terampil mencetak manusia yang cerdas secara intelektual namun miskin akan pengetahuan agama dan kepekaan sosial serta tidak tidak sehat jasmani dan rohani sebagaimana yang kita lihat dan rasakan selama ini dari produk dunia pendidikan kita.

Sudah banyak memang yang cakap dan cerdas secara intelektual, memiliki pemikiran yang brilliant, namun sayang di sisi lain ia kehilangan kecakapan dan kecerdasan spiritual serta emosionalnya. Sehingga memunculkan sikap angkuh, arogan, eksklusif, rada cuek, maa bodoh, individualis, memandang orang lain berkasta-kasta dan kehilangan sifat silaturrahim dengan sesama. Jadilah mereka sosok yang jauh dari apa yang disebut sebagai manusia yang 'Insan Kamil".

Kebalikannya, ada yang cerdas secara spiritual, namun kurang cerdas secara intelektual dan emosional, akibatnya dalah ketertinggalan, bertabi'at agak keras dan sedikit militan dalam menyikapi sebuah perbedaan, kehilangan kesantunan kepada yang bukan sesama, memiliki pandangan yang negatif terhadap terhadap kemajuan peradaban dan modernitas, dan lemah di dalam berkompetensi di kancah global yang sebenarnya diharapkan mampu membawa kemajuan bagi ummat berlandaskan dinulhaq. Demikian pula dengan dua macam bentuk kecakapan atau kecerdasan linnya, apabila hanya satu sisi yang dikuasai, tidak yang lainnya, akan sama kekurangannya. Kita tidak mencetak manusia yang paripurna.

Oleh sebab itu, sudah saatnya kita wujudkan proses belajar mengajar yang mampu merasuki tiap wilayah kecerdasan sebagaimana hal di atas dengan memaksimalkan kepiawaian setiap individu pendidik (guru) untuk dapat merancang metodologi pembelajaran yang melingkupi keempat aspek tersebut disaat berlangusngnya interaksi guru dan murid di ruang kelas dan di lingkungan sekolah pada umumnya.

Selamat bertugas, semoga tercapai apa yang hendak kita tuju, yakni mencetak manusia yang insan kamil.

Click Here ~

Jumat, 27 Februari 2009

GURU, GURU, YANG DI GUGU DAN DITIRU ...

Apakah saat ini sudah semua GURU memiliki niat dan cita-cita untuk benar-benar mendidik serta mentransformasikan ilmu pengetahuan kepada siswa-siswinya. Kalau ya, maka sudah selayaknya para GURU berupaya untuk terus meningkatkan kompetensinya.
Sebab kalau tidak, maka yang dirugikan adalah anak didik, terutama sekali anak didik atau peserta didik yang memiliki kwalitas cemerlang.

Karena di era yang serba mutaakhir, era yang mengandalkan kemajuan sains dan teknologi ini, tidak sedikit anak didik di sekolah yang sudah menguasai aneka rupa teknologi, termasuk Teknologi Informasi Komputer (TIK), semisal otak - atik internet , intranet , Laptop , notebook , LCD , dan peralatan digital lainnya. Sementara di lain pihak, masih sangat banyak guru-guru yang termasuk "gaptek", tidak atau belum mengenal dan belum mengerti yang namanya internet, dan belum pernah mengoperasionalkan yang namanya laptop, notebook, LCD, serta lainnya, apalagi mengenal dan memahami softwerenya. Kebanyakan hanya tahu istilah saja, mempraktekkannya pun belum pernah.

NAH, kalau para guru kita hanya bertahan dengan "kejumudan" seperti itu, yang korban adalah dunia pendidikan kita, yang korban adalah anak didik kita. Lebih-lebih bagi anak didik yang memiliki kemauan yang kuat untuk belajar dan berkembang, pastilah mereka tidak menemukan kepuasan dari pembelajaran yang didapatnya dari guru disaat berinteraksi di kelas karena ilmu murid (mohon maaf) agak melampaui ilmu si guru. Sehingga hal itu dapat memunculkan sikap yang liar sebagai pelampiasan ketidakpuasan mereka atas tularan ilmu yang disampaikan guru saat berinteraksi di kelas. Dan bagi anak didik yang kebetulan lemah kemampuan belajarnya tentu akan semakin "down" kualitasnya. Sekali lagi Dan, si guru pun berupaya menutupi kelemahan dan kekurangannya dengan sering 'marah sana, marah sini' di kelas demi menyembunyikan "aib' di mata murid.

Oleh karena itu, jalan keluarnya adalah guru harus selalu meningkatkan kualitas dan kompetensi dirinya. Manfaatkan kemajuan teknologi untuk pengembangan diri. Jangan hanya mengandalkan satu-satunya program diklat, diklat, diklat semata yang hasilnya pun masih harus kita pertanyakan.
Lakukan dan perbanyak upaya secara mandiri, otodidak, dan lain-lain guna memperluas cakrawala berpikir dan memperkaya khazanah pengetahuan dan keterampilan.




Click Here ~

Jumat, 20 Februari 2009

SMA or SMK ???

Departemen Pendidikan Nasional ke depannya dalam menyikapi angka pengangguran yang tinggi di Indonesia serta kuatnya desakan dan tuntutan dari kalangan pemerhati pendidikan dan masyarakat luas agar jenjang pendidikan menengah (SMA, MA, SMK dan yang sederajat) diharapkan mampu membekali keterampilan nyata (life skill) kepada para siswa-siswinya.

Dengan begitu maka disaat mereka kembali membaur di lingkungan masyarakat selaku warga bangsa setamat mereka dari sekolah, diharapkan sudah mempunyai keterampilan dan siap untuk memasuki lapangan kerja dengan bekal keterampilan yang dimiliki.

Oleh karena itulah, Depdiknas sudah mewacanakan untuk membuat perbandingan 40% - 60% antara jumlah SMA dan SMK. Secara teknis, apakah nantinya USB SMK yang diperbanyak atau bisa juga dengan pengubahan status beberapa SMA yang sudah ada, diubah menjadi SMK.

Hanya saja, kalau pemikiran dan pendapat kita di daerah sesungguhnya konsep seperti itu memang bagus, namun konsekuensinya apabila kita memperbanyak jumlah SMK maka ada beberapa hal yang dirasa agak sulit untuk direalisasikan di daerah.
Antara lain :
1. Biaya operasional SMK sangat tinggi, (1 buah SMK berbanding dengan 4 buah SMA ) Hal ini tentu akan membebani anggaran kabupaten/kota.
2. Kebanyakan tenaga guru yang ada adalah guru dengan kualifikasi umum, buka guru dengan kualifikasi khusus. Sehingga bagi daerah akan kesulitan mendapatkan tenaga sebagaimana kriteria untuk ketenagaan SMK. Kalau pun itu harus kita paksakan maka hampir tidak berbeda dengan model dan metode pembelajaran di SMA.
3. Di beberapa daerah sudah banyak SMK yang ditutup, malah diubah statusnya menjadi SMA.

Untuk itu, harapan kita, sebelum kebijakan dimaksud benar-benar direalisasikan maka diperlukan pengkajian lebih mendalan dari berbagai aspek.

Click Here ~

BAGAIMANA POSISI PENDIDIKAN INDONESIA SAAT INI ?

(sumber: Koran Kompas)

Mengetahui posisi Indonesia di dunia mungkin tidak harus membandingkannya dengan negara-negara yang secara geografis letaknya jauh seperti Eropa, Amerika, Asia. Cukup dengan melihat posisinya di antara sesama negara Asia Tenggara. Hasil indeks pembangunan pendidikan terakhir ternyata menunjukkan adanya pergeseran posisi Indonesia dan Malaysia. Jika pada tahun- tahun sebelumnya peringkat Indonesia selalu berada di atas Malaysia, kali ini terjadi perbedaan hasil. Dalam laporan yang dipublikasikan November lalu itu, posisi Malaysia melonjak enam tingkat dari peringkat 62 menjadi 56.

Sebaliknya, peringkat Indonesia turun dari posisi 58 menjadi 62. Nilai total EDI yang diperoleh Indonesia juga turun 0,003 poin, dari 0,938 menjadi 0,935. Sementara itu, Malaysia berhasil meraih total nilai 0,945, atau naik 0,011 poin dari tahun sebelumnya. Dalam penghitungan kali ini, Malaysia berhasil menaikkan poin pada tiga komponen penilaian, yaitu angka partisipasi pendidikan dasar, angka melek huruf pada usia 15 tahun ke atas, dan angka partisipasi menurut kesetaraan jender. Adapun kategori angka bertahan kelas 5 SD memperoleh nilai sama dengan tahun sebelumnya. Indonesia hanya berhasil menaikkan poin pada angka bertahan kelas 5 SD sebesar 0,004 poin. Adapun pada kategori lain, yaitu angka partisipasi pendidikan dasar dan angka partisipasi menurut kesetaraan jender, poinnya justru turun sebesar 0,007 poin. Sedangkan angka melek huruf berhasil mempertahankan skor yang sama dengan tahun sebelumnya. Sistem penilaian EDI juga membagi tiga kategori skor, yaitu kelompok negara dengan indeks pendidikan tinggi (0,950 ke atas), sedang (0,800 sampai di bawah 0,950), dan rendah (di bawah 0,800). Pada pembagian ini tercatat enam negara Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Vietnam, Myanmar, dan Kamboja, berada di kelompok negara dengan kategori EDI sedang. Sementara Brunei Darussalam yang baru tahun ini masuk dalam penilaian berada di kelompok negara dengan indeks pembangunan pendidikan tinggi.

Negara Asia Tenggara lain, yaitu Laos, hingga saat ini masih termasuk dalam kelompok negara dengan indeks pembangunan pendidikan rendah. Khusus untuk Singapura dan Thailand tidak tercatat dalam penilaian sehingga tidak dapat dibandingkan. Satu hal yang patut dicatat, tahun ini Malaysia berhasil meraih poin 0,945, atau hanya butuh 0,005 poin lagi untuk masuk ke kelompok negara dengan indeks pendidikan tinggi. Sedangkan Indonesia sedikitnya membutuhkan 0,015 poin lagi untuk masuk dalam kategori EDI tinggi. Itu pun jika tahun depan tidak lagi terjadi penurunan seperti tahun ini. Jika mengamati perolehan total skor indeks pendidikan selama empat tahun, yaitu antara tahun 2001 dan 2005, terlihat hanya Myanmar dan Kamboja yang menunjukkan peningkatan setiap tahun. Bahkan, pada tahun 2005 terjadi lompatan posisi Kamboja dengan berhasil masuk ke kelompok EDI medium (sedang) dari tahun-tahun sebelumnya di kelompok negara ber-EDI rendah. Seperti juga Malaysia, pada tahun tersebut hampir semua nilai komponen dalam indeks pendidikan Kamboja meningkat. Hanya angka melek huruf yang stagnan, sama dengan tahun sebelumnya.

Kenaikan poin setiap tahun sebenarnya terjadi juga pada Malaysia, khususnya periode 2002-2005. Untuk tahun 2001, Malaysia belum tercatat dalam pengukuran indeks pembangunan pendidikan dunia. Mengenai posisi Indonesia di EFA kali ini, Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo mengatakan, penurunan peringkat pencapaian EFA di UNESCO itu tidak perlu dibesar-besarkan. Pasalnya, peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia sudah mulai diakui negara lain. “Media massa jangan mencari yang jelek-jelek saja dalam pencapaian reformasi pendidikan di Indonesia. Secara kualitas, pendidikan Indonesia sudah mengalami lompatan yang luar biasa. Meskipun masih masuk kategori yang perekonomiannya menengah, Indonesia memberanikan diri mengikuti program penilaian PISA atau Programme for International Assessement. Setidaknya Indonesia berani ikut penilaian dengan 30 negara industri maju,” kata Bambang.

Untuk menindaklanjuti hasil evaluasi UNESCO terhadap pencapaian EFA 2015, tanggal 11-13 Desember lalu diadakan pertemuan evaluasi pertengahan pencapaian EFA. Pertemuan dihadiri pemimpin negara, lembaga donor, dan lembaga internasional lainnya. Evaluasi ini menolong negara yang berkomitmen mewujudkan pencapaian EFA sehingga masing-masing negara menjadi tahu bagaimana posisinya dalam pencapaian pendidikan dasar, yang umumnya masih jauh dari target EFA 2015. Kelemahan pencapaian umumnya terlihat di pencapaian pendidikan dasar dan pendanaan. Dalam peningkatan kualitas pendidikan, ada tiga kebijakan yang ditekankan. Pertama, negara-negara harus mengembangkan kebijakan untuk melatih dan merekrut sebanyak-banyaknya guru SD dengan memerhatikan perkembangan karier mereka. Kedua, melakukan pendekatan komprehensif dengan berfokus pada kurikulum, pedagogi, persamaan jender, bahasa pengantar, buku teks, dan fasilitas yang layak. Ketiga, adanya kebijakan untuk menyiapkan anak-anak siap belajar, caranya dengan meningkatkan partisipasi pendidikan anak usia dini serta akses kesehatan dan gizi di sekolah. (Sumber : www.kompas.com)
Quote this article in website Favourit Print Related articles

(Permasalahan Pendidikan di Indonesia)
Indonesia sebagai bagian dari masyarakat dunia, tidak terhindarkan dipengaruhi oleh segala dinamika yang terjadi secara internasional. Dalam rangka mengimbangi dinamika global tersebut, menjaga eksistensi, apalagi untuk memenangkan persaingan dalam tingkat global, maka daya saing nasional yang tinggi mutlak diperlukan. Faktor utama daya saing yang sangat penting adalah SDM (Sumber Daya Manusia). Fakta yang ada, misalnya mengacu pada Human Development Report 2003 yang diterbitkan PPB, terlihat bahwa Indonesia ditempatkan pada peringkat di bawah negara-negara seperti Malaysia, Philipina, Thailand, dan bahkan Vietnam. Peringkat SDM Indonesia sedikit di atas negara seperti Kamboja. Kemudian kalau kita lihat dalam konteks nasional, baik dalam pembangunan bidang ekonomi, teknologi, sosial, budaya, pertahanan, keamanan, serta infra dan suprastruktur negara, maka masih terasakan bahwa kita kekurangan SDM yang handal. Mengamati fenomena kekerasan di dalam masyarakat (baik yang dilakukan oleh pelajar, masyarakat, maupun aparat pemerintah sipil dan militer), praktek KKN baik dalam lembaga masyarakat, politik, maupun pemerintahan, fenomena pembodohan masyarakat dan pornografi baik dalam media cetak, iklan, maupun media elektronik, serta permasalahan narkoba dan banyaknya anggota masyarakat yang terjangkit HIV (AIDS), maka diyakini bahwa masyarakat kita masih perlu ditingkatkan kualitas dan kuantitas pendidikannya. Artinya tingkat pendidikan masyarakat kita masih jauh dari kemapanan.

Untuk mengatasi permasalahan pendidikan yang besar itu, sudah barang tentu pemerintah menghadapi berbagai kendalam keterbatasan sumber daya, baik supra struktur, infrastruktur maupun pendanaan. Ditambah lagi dengan era desentralisasi dan otonomi daerah yang pelaksanaannya belum mantab, maka pola kerja pusat dan daerah dalam hal pendidikan masih harus ditingkatkan. Karenanya dalam era yang lebih menekankan desentralisasi, maka peran dan dukungan masyarakat menjadi sangat penting dan sentral. Untuk itulah konsep-konsep yang berkaitan dengan pendidikan berbasis masyarakat digulirkan pemerintah.

Click Here ~

Rabu, 18 Februari 2009

SOSIALISASI PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN TENTANG UNAS & UASBN 2009

Pembukaan Kegiatan Sosialisasi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Ujian Nasional SMP/MTs, SMA/MA, SMK dan UASBN SD/MI Tahun 2009 Kabupaten Barito Kuala, dibuka secara resmi oleh Bupati Barito Kuala H. Hasanuddin Murad, SH yang dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan, Wakil Ketua DPRD Barito Kuala bersama anggota Komisi 2, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Barito Kuala, dan Dewan Pendidikan Barito Kuala.

Bupati dalam sambutan dan arahannya sebelum membuka secara resmi acara, mengajak kepada seluruh peserta yang hadir, terutama para kepala sekolah di tiap jenjang satuan pendidikan supaya membekali semaksimal mungkin para siswa kelas tiga dengan muatan pengetahuan yang di-ujinasionalkan. Di samping itu, diharapkan pula supaya pihak sekolah menjalin kerjasama dengan pihak komite sekolah dan orang tua murid untuk bersama-sama mengawasi dan memotivasi siswa untuk semakin giat belajar dengan memanfaatkan waktu yang ada dengan seoptimal mungkin. Baik secara individu atau berkelompok, entah itu di sekolah maupun di rumah. Supaya prosentase kelulusan anak didik kita meningkat, atau paling tidak sama dengan Data Kelulusan tahun sebelumnya. Demikian sambutan dan arahan bupati dihadapan para peserta sosialisasi yang dilaksanakan di Aulia Selidah Marabahan.

Click Here ~

Sabtu, 14 Februari 2009

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA KOMIT TERHADAP PENINGKATAN PELAYANAN PENDIDIKAN

Pemerintah Kabupaten Barito Kuala saat ini dan ke depannya berkomitmen akan lebih meningkatkan pelayanan pendidikan di setiap jenjang pendidikan dalam upaya optimalisasi layanan pendidikan dan pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan bagi masyarakat Barito Kuala secara luas.


Khusus untuk jenjang sekolah menengah SMP/MTs, SMA/MA, SMK, Pemerintah Kabupaten Barito Kuala akan terus mengupayakan pembangunan USB SMP, SMA, SMK baik yang bersumber dari dana APBD Kabupaten, APBD Provinsi, maupun APBN dalam bentuk dana dekonsentrasi dan dana blockgrant. Demikian pula dengan kemungkinan pengembangan pendidikan alternatif seperti halnya pembangunan SD-SMP Satu Atap yang diperuntukkan bagi desa-desa yang jauh dari pusat kecamatan dan dari SD-SMP yang sudah ada di kecamatan. Hal ini merupakan solusi yang paling memungkinkan untuk melayani warga usia sekolah yang mengalami kesulitan untuk memasuki sekolah reguler dikarenakan faktor biaya, ketiadaan infrastruktur jalan, jauhnya jarak sekolah yang ada, dan juga keadaan ekonomi orang tua yang masih kurang beruntung.

Apalagi untuk jenjang SMA, SMK, seiring dengan telah dicanangkannya Kalimantan Selatan sebagai pilot project "Program Penuntasan Wajib Belajar 12 Tahun" pada bulan Januari 2009 lalu, tentunya Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dan pemerintah kabupaten/kota se- Kalimantan Selatan sudah barang tentu akan mengupayakan terus penambahan jumlah SMA, SMK di wilayah masing-masing dalam upaya memberikan kemudahan dan ketersedian sarana-prasarana pendidikan bagi warga usia 15-17 tahun supaya tidak ada lagi yang putus sekolah disebabkan ketiadaan akses pendidikan menengah atas dan kejuruan.

Pemerintah Kabupaten Barito Kuala
telah menganggarkan dana pembangunan untuk 3 buah USB SMA dan 1 buah USB SMK yang siap untuk dimulai pembangunannya pada pertengan bulan Maret 2009. Hal ini menandakan keseriusan Pemkab Batola dalam meningkatkan pemberian layanan pendidikan dan meningkatkan mutu SDM di Batola.


SHORT INFO

PENILAIAN KINERJA SEKOLAH....??!!
Dalam rangka optimalisasi pelaksanaan program Tata Kelola, Akuntability, Transparansi, Kekompakan, Kemandirian, di jenjang pendidikan menengah lingkungan binaan maka Disdik Barito Kuala,Bidang Sekmen telah melaksanakan Penilaian KinerjaSekolah tahun 2008, dan akan dilanjutkan pada tahun 2009 terhadap sekolah-sekolah yang belum dinilai...???!!!

TUNTAS WAJAR SEMBILAN TAHUN....??!!
Insya Allah Barito Kuala akan berhasil melaksanakan program tuntas wajar 9 tahun di tahun 2009 ini. Karena APK (Angka Partisipasi Kasar) Batola hingga bulan Desember 2008 sudah mencapai 92,57%, dan Agustus 2009 nanti angka tuntas 95% kemungkinan besar akan dapat diraih.

WACANA SEKOLAH GRATIS...???!!!
Dibalik rencana Pemerintah Kabupaten Barito Kuala untuk menggratiskan biaya sekolah di setiap jenjang pendidikan di Barito Kuala, maka pihak Pemerintah Kabupaten dan DPRD Barito Kuala ---khususnya Komisi 2--- berencana menyusun "payung hukum" untuk menyertai kebijakan dimaksud. Supaya nantinya apabila hal tersebut diberlakukan dan ternyata masih ada sekolah yang tidak mentaati, dapat dikenakan sanksi sesuai payung hukum yang ada.

PROGRAM TUNTAS WAJAR 12 TAHUN...??!!!
Baru-baru ini di Kalimantan Selatan, telah dilaksanakan pencanangan program
wajib belajar 12 tahun sebagai pilot project sebelum diberlakukan program
wajar 12 tahun secara serentak di seluruh wilayah Indonesia.
Komitmen pencanangan tersebut di awali dengan penandatanganan
MoU antara Gubernur KalSel dengan para
Bupati dan Walikota se Kalsel yang dihadiri oleh Mendiknas.
Selamat berjuang Kalsel, semoga berhasil apa yang di harapkan terhadap dunia pendidikan kita.


MENDONGKRAK APK KALSEL...?!
Dengan dicanangkannya Program Tuntas Wajar 12 Tahun di Kalsel maka akan meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) jenjang Pendidikan Menengah Atas di Kalsel. Selama ini memang rata-rata APK Kalsel masih di bawah 60%, apalagi Batola, APK nya hanya sekitar 49%. Berbeda dengan SMP/MTs yang sudah hampir mencapai angka prosentase ketuntasan nasional yaitu 95%. Dan konsekuensi yang harus ditanggung daerah dengan komitmen tersebut tentunya bahwa dana untuk pendidikan mau tidak mau harus dinaikkan dalam rangka menambah USB, RKB, dan Operasional sekolah yang harus tidak lagi dibebankan kepada orang tua murid.



Click Here ~

Kamis, 12 Februari 2009

PERAN PENTING INTERNET BAGI PARA GURU

Jutaan bahkan milyaran informasi yang sekarang tersedia di INTERNET dengan berbagai bentuk situs, web, BLOG , dari berbagai domain sehingga memudahkan kita semua untuk mengakses sumber-sumber informasi tanpa batas dan sedang berkembang secara cepat sekali. Bagi yang menginginkan dapat saja berkomunikasi secara one by one atau secara group yang dapat dilakukan dimana saja diseluruh tempat di seluruh dunia ini hanya dalam waktu hitungan detik atau menit saja.

Disamping kita dapat menyerap berbagai informasi, di sisi lain kita pun dapat pula menyebarkan buah pemikiran kita, pendapat kita, pandangan kita terhadap berbagai hal atau informasi yang bisa di akses oleh pihak lain melalui blog yang kita buat yang telah kita publikasikan.. Apalagi perangkat internet kita jika ditambah dengan perangkat mutaakhir membawa kita dapat berkomunikasi secara langsung face to face melalui fasilitas webcam. Kita pun bisa melakukan "chatting" melalui jaringan gratis yang sangat luas.
Dan bagi para guru atau pengajar, melalui Internet dapat semakin meningkatkan dan mengembangkan wawasan pengetahuan yang sangat berguna bagi :
- Pengembangan profesionalitas
- Sharing pengalaman/pengetahuan antar sesama guru, local maupun nasional dan bahkan internasional.
- Berbagi sumber pembelajaran dan perangkat pembelajaran sesame mata pelajaran serumpun.
- Kerjasama forum seprofesi.
- Mengakses sumber pembelajaran gratis sebagai referensi.
- Memperkaya khazanah pengetahuan, baik yang menyangkut profesi maupun pengetahuan umum lainnya.
- Memutaakhirkan metode pembelajaran dan perangkat pembelajaran.
- Membantu guru dalam hal memperoleh informasi pendidikan dengan cepat, dll.

Apalagi bagi guru bahasa, guru umum, dan guru pengetahuan social lainnya, dapat mengambil contoh atau bahan ajar di kelas dari yang diperoleh di internet. Sehingga contoh yang ditampilkan misalkan berita dan kejadian lainnya adalah up todate (terkini) sehingga tidak basi dan daluarsa.



Click Here ~

INTERNET BAGI SEKOLAH KITA

Saat ini sekolah sebenarnya memiliki tanggung jawab yang besar dalam membawa anak didiknya memasuki era globalisasi, era kompetisi , oleh karenanya, sekolah harus menyiapkan siswa-siswinya untuk siap menghadapi semua tantangan yang berubah sangat cepat dalam masyarakat kita.

Maka dari itu, kemampuan untuk berbicara bahasa asing dan kemahiran komputer adalah dua kriteria yang sudah lazim diminta masyarakat terhadap para lulusan sekolah disaat mereka terjun ke masayarakat untuk memasuki lapangan kerja terutama disektor pemerintahan dan sector usaha swasta, lebih-lebih di lapangan kerja yang berskala nasional dan internasional. Sebab di Barito Kuala hanya sekitar 25-35 % lulusan sekolah menengah yang melanjutkan ke tingkat pendidikan lebih tinggi, oleh sebab itu maka dengan adanya komputer dan jaringannya yang telah merambah disegala bidang kehidupan manusia, tak terkecuali daerah kita Barito Kuala yang telah memiliki ICT Center sebagai server utama, hal itu membutuhkan tanggung jawab sangat tinggi dari kita semua terutama sekolah untuk mengembangkan kemampuan berbahasa siswa dan kemahiran computer melalui mata pelajaran TIK.

Apalagi saat ini pemerintah pusat dan pemerintah daerah, dalam hal ini Pemprov Kalsel dan termasuk Pemerintah Kabupaten Barito Kuala telah pula memasukkan dalam program prioritas untuk membangun fasilitas komputer diseluruh sekolah-sekolah di Batola ini. Mengingat adanya jarak yang cukup jauh antara sekolah, antar kecamatan, dengan pihak dinas kabupaten dan provinsi dan juga antar kabupaten se Kalimantan Selatan, maka sepertinya Internet menjadi pilihan yang cukup baik untuk mengembangkan komunikasi antar sekolah, sekolah dengan dinas, dan seterusnya. Saat ini memang sudah ada beberapa sekolah kita yang telah mengambil inisiatif untuk membangun fasilitas mereka sendiri. Berdasarkan langkah yang sudah ada ini, semoga hal itu berkembang secara konsisten sehingga diharapkan akan memenuhi kebutuhan belajar siswa kita terhadap computer dan internet itu sendiri serta dapat pula mengembangkan kemampuan berbahasa asing siswa kita melalui situs-situs pembelajaran bahasa Inggris online tanpa berbayar atau yang berbayar. Tergantung keinginan dan emampuan.



Click Here ~

Senin, 09 Februari 2009

YANG 'SEPAK' PUN OKE JUGA

Jikalau kita ingin selalu eksis dan tidak ketinggalan dengan peradaban zaman yang semakin cepat berubah maka kita pun harus peka dan selalu meng 'up todate' ilmu kita, perangkat pendukug keprofesian kita, agar selalu mampu beradaptasi dengan lingkungan lokal, nasional, bahkan global.


Kita ambil contoh bahwa seorang pekerja bangunan rumah (tukang) saja kalau dia tidak mengasah ilmu pertukangannya dan memodernkan peralatan pertukangannya, tentu dia akan sepi dari orderan. Frekeuensi pekerjaannya akan turun. Mutu pekerjaannya ketinggalan mode. Waktu untuk menyelesaikan pekerjaannya memakan waktu yang lama.
Untuk selalu bisa eksis dan mampu berkompetisi antar sesama tukang, maka menjadi keharusan baginya untuk memperdalam ilmu pertukangannya mengikuti mode-mode mutakhir serta memiliki alat-alat pertukangan yang serba mekanik elektrik. Dan itu harus dia upayakan sendiri, dengan biaya sendiri, dan menjadi kepemilikan pribadi. Tidak mungkin mengharapkan alat pertukangan bersifat inventaris dari 'kelompok persatun tukang' (kalau pun ada).


Nah demikian pula halnya dengan kawan-kawan kita yang berprofesi sebagai tenaga pengajar di setiap jenjang sekolah.
Sudah menjadi keniscayaan untuk mengikuti jejak langkah sebagaimana contoh di atas. Galilah ilmu-ilmu yang relevan dengan profesi baik secara jalur formal melalui lembaga perguruan tinggi maupun secara otodidak melalui berbagai media seperti internet, intranet, televisi, radio, modul-modul dan lain-lain. Karena ilmu bukan sekedar ada di gelar yang kita sandang, tetapi ada di breinstorming kita pada otak kanan dan kiri.


Begitu pula halnya dengan media penundukung, mutlak pula harus kita punyai, semisal komputer, laptop, atau notebox, dan lain-lain. Supaya dapat menunjang kelancaran dan kesuksesan tugas-tugas yang menjadi kewajiban kita. Janganlah hanya berharap dengan peralatan milik kantor atau sekolah. Karena pemakaiannya tidak mungkin di bawa pulang ke rumah. Untuk menggunakannya pun agak antirian, tunggu giliran. Hal yang dapat dilakukan pun kalau hanya mengandalkan komputer kantor adalah hal-hal yang rutinitas, bukan untuk pengembangan skill kekomputeran kita.

Sebab itu, sekali lagi, tingkatkan atau update terus ilmu kita dan milikilah peralatan untuk pengembangan pendukung pengembangan kompetensi diri secara mandiri pula. Jangan hanya mengadalkan barang inventaris demi sebuah kegratisan. Tidak yang baru, yang 'sepak' pun oke juga. Yang penting ada. Oke?????

Click Here ~

TIPS JITU SUPAYA LULUS UJIAN NASIONAL

Untuk membantu para siswa-siswi SMP/MTs, SMA/MA, SMK yang saat ini duduk di kelas 3 supaya berhasil lulus Ujian Nasional, maka perlu kiranya dibekali dengan yang namanya TIPS, TRIK, RESEP, PETUAH , WEJANGAN atau apalah namanya yang sejenis dengan itu dari kita-kita para guru, orang tua, keluarga dalam membimbing mereka menghadapi UNAS 2009 ini.
Jangan sampai mereka dibiarkan mencari-cari sendiri dalam ketidakjelasan tentang cara-cara pintas untuk lulus ujian. Apalagi kalau berharap dan mengandalkan bocoran soal ujian supaya bisa lulus. Jangan harap hal itu terjadi. Karena dokumen soal ujian nasional sangat ketat kerahasiaannya. Agak mustahil hal itu diharapkan.

Oleh karena itu, di blog ini kami berikan TIPS, atau RESEP yang pasti kebenarannya dan tidak dipungkiri lagi kesahihannya bahwa kalau mau "Lulus Ujian Nasional" bagi siswa-siswi SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK, dimana pun kalian berada, khususnya yang tinggal di Kabupaten Barito Kuala-Kalsel dalam menghadapi Ujian Nasional 2009 nanti adalah :

1. Rajin Melaksanakan Ikhtiar Bathin;

a. Artinya; sejak sekarang para siswa harus rajin ibadah, jangan tinggalkan sholat lima waktu, sholat tahajud, sering-sering berdo'ar kepada tuhan, rajin bersedekah, dan apabila saat ujian tinggal satu dua hari lagi, jangan lupa sholat hajat. yang dilaksanakan berkali-kali. Mintalah petunjuk, bimbingan, pertolongan kepada Allah dengan tulus ikhlas dan berserah diri kepadanya supaya diberikan atau diilhami penguatan daya ingat, dibuka pikiran dan hati dalam memahami pelajaran, Insya Allah terkabul hajatnya.

b. Sering-sering mewiridkan "Hasbunallahu Wani'mal Wakil" atau dapat pula dilengkapi dengan "Laa Hauwla Wala Quwwata Illa Billahil 'Aliyyil 'Aziim" setiap hari sebanyak-banyaknya.

c. Banyak-banyak membaca sholawat kepada nabi, lebih-lebih di saat menjawab butir- demi butir soal, Insya Allah diberi kemudahan dalam menjawab dan diilhami dengan munculnya ingatan, hapalan, dan pemahaman.

d. Disaat mau berangkat ujian/ke sekolah wajib berpamitan kepada Ibu-Bapa, Cium tangan beliau-beliau, plus minta do'a restu kepada mereka.

2. Melakukan ikhtiar Lahir;

a. Rajin dan giat belajar; baik dalam bentuk membaca buku secara mandiri di rumah, minta bantuan orang tua, atau belajar berkelompok dengan teman.

b. Sering-sering latihan menjawab soal-soal, baik itu soal ujian tahun lalu maupun soal-soal try aout yang dibuat oleh banyak perguruan tinggi untuk latihan siswa.

c. Memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar dari setiap materi pelajaran. Kalau tidak tahu atau tidak mengerti, tanyakan kepada guru mengenai standar kompetensi dan kompetensi dasar dari setiap materi pelajaran, supaya buku yang dipelajari, di telaah, ttemanya epat sasaran dengan soal-soal ujian.

Nah, sekiranya siswa-siswi semua melaksanakan, menerapkan, petuah di atas Insya Allah ujiannya berhasil. Tapi ingat, sayaratnya harus tulus dan ikhlasnya dalam mengamalkan resep ini., jangan sampai lupa itu, Sebab kalau hatinya terpaksa, atau niatnya bercampur dengan hal lain, maka sia-sia lah resep sebagaimana point satu di atas.

Selamat berjuang, moga sukses !!! (admin)

Click Here ~

Kamis, 05 Februari 2009

KONDISI AKSES JALAN KE SEKOLAH

Sebagaimana satu contoh gambar di samping, bagaimana siswa kita bersusah payah dari dan ke sekolah setiap harinya melewati jalan yang berlumpur dan sebagian lagi terendam air demi tetap bisa belajar di sekolah.

Keadaan tersebut telah berlangsung sejak bulan november 2008 dan sepertinya akan terus dialami hingga akhir bulan pebruari. Yang jelas, keadaan tersebut akan berlangsung selama musim hujan belum berakhir.

Dan tidak hanya siswa yang kesulitan menempuh jalan menuju ke sekolah atau sebaliknya, dari sekolah pulang ke rumah. Tapi para gurunya juga mengalami hal yang sama dalam kesehariannya melaksanakan tugas dan kewajiban yang mulia ini.

Kondisi tersebut hampir serupa keadaannya di beberapa tempat sebagaimana yang tedapat di SMPN 3 Alalak, SMPN 3 Satu Atap Rantau Badauh, SMPN 3 Satu atap Bakumpai, dan banyak lagi yang lainnya, bahkan ada yang lebih parah lagi.

Untuk itu, hal ini harus menjadi perhatian kita semua ke depannya.
Terutama kita berharap kepada para pimpinan di kecamatan, kelurahan/desa, agar di dalam musrembang tahun 2009 ini memperhatikan betul akses-akses jalan yang menuju ke sekolah, puskesmas, atau fasilitas vital lainnya yang ada di kecamatan supaya menjadi prioritas usulan di dalam pembangunan kecamatan di wilayah masing-masing sehingga program dan kebijakan pembangunan sarana jalan kecamata/pedesaan oleh Pemerintah Kab. Barito Kuala melalui dinas terkait menjadi tepat sasaran dan memiliki nilai kemanfaatan yang tinggi.






Click Here ~

Selasa, 03 Februari 2009

PEMILU DAMAI, UJIAN NASIONAL 2009 LANCAR

Dari judulnya saja sudah jelas kedua hal penting dan sama-sama agenda nasional tersebut tentu ada kaitannya. Karena waktu pelaksanaan keduanya sangat berdekatan, hanya selisih sekitar 9 hari setelah pemilu, dilaksanakan Ujian Nasional SMP/MTs, SMA/MA, SMK diseluruh Indonesia.


Maka tentunya kita berharap pelaksanaan pemilu 2009 berlangsung tertib aman dan lancar sampai terpilih orang-orang yang memang harus dipilih menjadi wakil kita di parlemen untuk periode 5 tahun ke depan sehingga jelas arah kebijakan, arah pembangunan, arah perbaikan/peningkatan ekonomi, dan arah perpolitikan bangsa kita lima tahun ke depan dapat ditetapkan dalam ketetapan majelis yang jelas arahnya yakni keberpihakan pada masyarakat kecil, masyarakat yang kurang beruntung kehidupan ekonominya.

Kalau pelaksanaan agenda nasional semacam pemilu berlangsung aman damai, tentu pelaksanaan Ujian Nasional yang dilaksanakan setelah pemilu Insya Allah tidak terganggu. Karena bagaimanapun jikalau pemilu berlangsung ricuh, tidak kondusif jelas berdampak kepada penyelenggaraan ujian nasional, sekalipun tidak sampai mengarah kepada kegagalan. Tapi setidak-tidaknya keamanan, ketertiban, dan kelancarannya akan terganggu pula. Sebab konstituen pemilu di kalangan remaja, adanya di bangku sekolah menengah atas (SMA,MA, SMK) atau yang sederajat. Dan tidak hanya itu, konsentrasi belajar mereka juga akan kurang fokus, lebih-lebih bagi mereka yang memiliki orangtua, paman, om, tante, saudara dan lainnya yang sangat terlibat aktif di dalam pesta perpolitikan di tahun 2009 ini. Tentunya kekisruhan politik akan berdampak kepada konsentrasi pembelajaran siswa yang di dalam rumah tangganya memiliki pelaku-pelaku politik langsung. Ada yang sebagai caleg, pengurus partai, tim sukses dan lain-lain.

Padahal Ujian Nasional juga adalah penting dalam rangka penyelenggaraan pendidikan yang bermutu, accountable, legitimat, dan kompetitif di era globalisasi ini, agar anak bangsa ini tahun ke tahun semakin meningkat kualitas ke SDM-annya. Mampu bersaing di gelanggang internasional dalam segala bidang kehidupan.

Inilah yang kami harapkan dari kalangan pendidik agar pemilu damai dan ujian nasional lancar.







Click Here ~

Rabu, 14 Januari 2009

BLOG BIDANG SEKMEN DINAS PENDIDIKAN - KABUPATEN BARITO KUALA

Perlu kami maklumatkan bahwa BLOG Bidang Sekolah Menengah Dinas Pendidikan - Kabupaten Barito Kuala ini dimaksudkan sebagai jembatan informasi antara dinas pendidikan dengan pihak penyelenggara pendidikan yang tersebar di 17 kecamatan dalam wilayah Barito Kuala, maupun kepada pihak dan lembaga yang lebih tinggi lagi.


Disadari bahwa blog ini masih banyak kekurangan. Sajian datanya pun belum terinput lengkap. Namun 'admin' kami Insya Allah akan selalu mengupdate- Data-data kependidikan - dan informasi lainnya ke dalam blog ini dalam upaya pemenuhan hasrat keingintahuan para pihak mengenai "program kebijakan" Disdik Barito Kuala tahun 2009 serta file dokumentasi kegiatan disdik di tahun-tahun telah lewat.

Oleh karena itu, saran, masukan, dan kritik guna penyempurnaan designe dan isi dari blog ini sangat kami harapkan dari semua pihak, agar tampilannya bisa lebih bagus lagi dan isinya, sekali lagi dapat memenuhi hasrat siapapun yang berkepentingan terhadap
Dinas Pendidikan Kab. Barito Kuala
baik yang berada di Batola sendiri maupun di luar Batola.








Click Here ~